"Karena kau terpaku pada bentuk kau tak menyadari makna, bila kau bijak ambillah mutiara dari cangkangnya"
Ingin sekali
Aku bingkaikan derita hati
Nak ku sangkut pada langit tinggi
Biar ia menjerit sendiri
Hembuskan pada awan yang tenang
Teriakkan pada matahari yang membakar
Cuit ekor sang burung terbang
Katakan bahawa aku terseksa
Katakan bahawa aku derita
Bersengkang mata hati mencari cahaya
Tak jua terbit tiba
Ingin sekali ku balutkan ia
Dan benamkan ke dasar laut gelita
Agar ia lemas tanpa kata
Pendamkan segala lara dan derita
Biar tiada yang mendengarnya
Tanamkan ia dibawah balutan ombak-ombak menggila
Biar ia hancur lebur
Namun apa daya
Ia terbungkam dihati
Dan ia dipaku dalam jiwa
Jauh di sudut hati ini
Aku menahan pedih nanahnya
Aku menahan tusukan berdarahnya
Tak terhambur keluar walau dipaksa
Tak dapat ku cabut dengan jemari
Atau dengan air mata.
Bayangan..
Baring di atas rumput hijau
Terbentang, luas...umpama skrin semesta
Bau rumput..Dengar kicau burung..berkejaran
Lihat awan berarak..berkepul di mega nan biru
Sambil mata terpejam..sayu menghayati
Dari lena..mata terjaga
Senja datang melabuhkan tirai
Bersama putaran waktu
Langit merah..mentari kekuningan
Menanti gelap, hadirnya bulan bersama bintang
Esok..
Mungkinkah ada?
Untukku ulang hari ini?
"BILA AQ JATUH TERSUNGKUR"
“Aku akan berjalan ribuan kilometer bersama kepalsuan, sampai aku bisa menemukan satu langkah yang benar dan sejati.â€